Selasa, 19 Maret 2019

Assignment1_etika_bisnis_YM

TUGAS 1


1.  Apakah etika dan bisnis sebagai sebuah profesi dapat dilaksanakan dalam dunia industry?
Jawab :

     Etika dapat dikatakan sebagai suatu kebiasaan yang baik. Sedangkan etika bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat. Oleh sebab itu etika dan bisnis sebagai sebuah profesi sangat dibutuhkan dalam dunia industry, karena jika suatu industry dilandasi dengan etika yang baik dan moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang professional dapat meyakinkan dan membina hubungan baik dengan mitra bisnis yang bekerjasama dengan industry tersebut dan dengan begitu akan membuat industry ini terus berjalan dan berkembang di masa mendatang. Etika dan nilai bisnis adalah hal yang saling berkaitan dan tidak boleh di abaikan dalam lingkungan bisnis industry yang semakin kompetitif. Suatu perusahaan atau industry yang memiliki dan menjalankan etika bisnis yang baik tidak hanya mendapatkan keuntungan materi saja, namun juga non materi seperti : citra positif, kepercayaan dan keberlangsungan bisnis atau industry itu sendiri. Beberapa perusahaan besar mengalami masalah dan nyaris koleps dikarenakan kelalaian dalam etika bisnisnya, maka dari  itu etika bisnis penting untuk di terapkan dalam industry.
    2. Apakah prinsip dalam bisnis serta etika dan lingkungan mempunyai dampak positif bagi anda?
      Jawab :
      Menurut pendapat saya prinsip dalam bisnis serta etika dan lingkungan memberikan dampak positif pada diri saya, karena dalam prinsip tersebut terdapat banyak prinsip yang menjadi pedoman yang baik untuk dilakukan serta mencerminkan prinsip kehidupan yang baik  dan memberikan pengaruh positif seperti prinsip otonomi, prinsip kejujuran, prinsip keadilan, hormat pada diri sendiri, hak dan kewajiban dan lain sebagainya. Prinsip tersebut berdampak positif karena dapat digunakan dilingkungan kerja, bisnis maupun lingkungan diluar pekerjaan.
Sama halnya dengan prinsip etika bisnis, etika lingkunganpun mempunyai prinsip-prinsip baik yang berpengaruh positif yaitu prinsip yang mengajarkan kita bagaimana menjaga dan melindungi lingkungan alam sekitar yang ada, prinsip tersebut diantaranya adalah sikap hormat terhadap alam, prinsip tanggung jawab, solidaritas kosmis, Prinsip Keadilan, prinsip demokratis, prinsip integritas moral dan lain sebagainya. 
3. Jelaskan apakah agama, filosofi, budaya dan hukum berhubungan dengan model etika dalam bisnis!
Jawab :
Agama, filosofi, budaya dan hukum berhubungan dengan model etika bisnis karena, agama adalah sumber moral atau ajaran-ajaran yang baik di bumi ini, filosofi merupakan Salah satu sumber nilai-nilai etika yang juga menjadi acuan dalam pengambilan keputusan oleh manusia, budaya yaitu referensi penting lainnya yang dapat dimanfaatkan sebagai acuan etika bisnis adalah pengalaman dan perkembangan budaya, sedangkan hukum adalah perangkat aturan-aturan yang dibuat oleh pemerintah dalam rangka untuk menjamin keamanan masyarakat dalam dunia bisnis maupun bukan bisnis. maka dari itu agama, filosofi, budaya dan hukum saling berhubungan dengan model etika dalam bisnis karena  sumber – sumber nilai etikanyalah yang menjadi acuan dalam melaksanakan  bisnis.
     4. Jelaskan norma dan etika dalam pemasaran terhadap etika dalam beriklan!
     Jawab :
     Norma dan etika pemasaran terkandung pada sebuah iklan yang dibuat, dimana iklan tersebut tidak menampilkan hal-hal negative yang memicu konflik, menampilkan berita bohong (hoax) dan tidak melanggar norma-norma yang ada dalam masyarakat. iklan yang baik memiliki 3 ciri utama yaitu : etis yang berkaitan dengan kepantasan, estetis yang berkaitan dengan kelayakan dan artistik yang bernilai seni yang mempu mengundang daya tarik masyarakat atau konsumen.


Senin, 18 Maret 2019

Task1_Etika_Bisnis_Yoga_Murjayanti


ETIKA BISNIS


BAB I
DEFINISI ETIKABISNIS SEBAGAI SEBUAH PROFESI


1. Hakekat Mata Kuliah Etika Bisnis.
Hakikat etika bisnis adalah menganalisis atas asumsi-asumsi bisnis, baik asumsi moral maupun pandangan dari sudut moral. Karena bisnis beroperasi dalam rangka suatu sistem ekonomi, maka sebagian dari tugas etika bisnis hakikatnya mengemukakan pertanyaan-pertanyaan tentang sistem ekonomi yang umum dan khusus, dan pada gilirannya menimbulkan pertanyaan-pertanyaan tentang tepat atau tidaknya pemakaian bahasa moral untuk menilai sistem-sistem ekonomi, struktur bisnis.
a. Menanamkan Atau Meningkatkan Kesadaran Akan Adanya Dimensi Etis Dalam      Bisnis.Menanamkan, jika sebelumnya kesadaran itu tidak ada. Meningkatkan, jika sebelumnya kesadaran itu sudah ada, tetapi masih lemah dan tercampur keraguan. Orang yang mendalami etika bisnis diharapkan akan memperoleh keyakinan bahwa etika merupakan segi nyata dari kegiatan ekonomis yang perlu diberikan perhatian serius. atau sebagaimana akan dirumuskan lagi dalam buku ini good business bukan saja berarti bisnis yang membawa untung banyak, melainkan juga dan terutama bisnis yang berkualitas etis. Tujuan utama ini paling penting dan perlu dicapai sepenuhnya.
b.      Memperkenalkan Argumentasi Moral Khususnya Dibidang Ekonomi Dan Bisnis, Serta                  Membantu Pebisnis ( Atau calon Pebinis ) Dalam Menyusun Argumentasi Moral Yang Tepat.Melalui studi etika bisnis diharapkan pelaku bisnis akan sanggup menemukan fundamen rasional untuk aspek-aspek moral yang menyangkut ekonomis dan bisnis. Ia harus sanggup bukan saja menunjukkan hal-hal yang tidak boleh dilakukan atau, sebaliknya, yang wajib dilakukan, melainkan juga menunjukkan alasan mengapa suatu perbuatan tidak boleh dilakukan atau justru wajib dilakukan. Tujuan kedua ini tidak mungkin tercapai sepenuhnya. Sepintasnya mempelajari etika bisnis belum cukup untuk menjadikan seseorang sebagai ahli bidang ini. Setelah menganalisis aspek-aspek etis sebuah kasus konkret, kita harus berusaha mencari pendasaran rasional untuk solusi moral yang sedang kita pikirkan.
c.       Membantu Pebisnis (Atau Calon Pebisnis) Untuk Menentukan Sikap Moral Yamh Tepat                       Didalam Profesinya Atau (Kelak).
Tujuan ketiga ini berkaitan dengan erat dengan pertanyaan yang sudah lama di persoalkan dalam etika, bahkan sejak awal sejarah etika pada sokrates (abad-5SM). Apakah studi etika menjamin seseorang akan menjadi etis juga? jawabannya sekurang-kurangnya meliputi dua sisi Berikut ini disatu pihak, harus dikatakan , etika mengingkat tapi tidak memaksa. Kesadaran akan norma-norma motal tidak secara otomatis membuahkan orang yang akan berlaku etis juga. Kehendakan manusia itu bebas, dan dalam menentukan kehendakan manusia terpimpim oleh motivasi-motivasi. Dalam kontek bisnis, Pencarian keuntungan walaupun merupakan komponen wajah dari setiap usaha bisnis bisa menjadi motivasi begitu kuat dan begitu ekasklusif hingga mengabaikan dan melewati semua rambu moral.
2. Definisi etika dan bisnis
2.1 Definisi Etika
    Etika berasal dari kata Yunani Ethos, yang dalam bentuk jamaknya (ta etha) berati adat istiadat atau kebiasaan. Dalam pengertian ini etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat atau kelompok masyarakat. 
2.2 Definisi Bisnis
    Bisnis adalah fenomena modern yang tidak bisa dipisahkan dari masyarakat. Bisnis terjadi dan berlangsung dalam masyarakat bisnis dilakukan diantara manusia yang satu dengan manusia lainnya.  Kegiatan bisnis adalah kegiatan manusia, yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas dan dapat menghasilkan sebuah keuntungan atau profit.
2.3 Definisi Etika Bisnis
     Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat. Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. 
3. Etiket, moral, hukum dan agama
3.1 Etiket
    Istilah etiket lebih menitikberatkan pada cara-cara berbicara yang sopan, cara berpakaian, cara menerima tamu dirumah maupun di kantor dan sopan santun lainnya. Jadi, etiket adalah aturan sopan santun dalam pergaulan. Dalam pergaulan hidup, etiket merupakan tata cara dan tata krama yang baik dalam menggunakan bahasa maupun dalam tingkah laku. Etiket merupakan sekumpulan peraturan-peraturan kesopanan yang tidak tertulis, namun sangat penting untuk diketahui oleh setiap orang yang ingin mencapai sukses dalam perjuangan hidup yang penuh dengan persaingan.
3.2 Moral
     Pengertian moral secara umum adalah suatu hukum tingkah laku yang di terapkan kepada setiap individu untuk dapat bersosialiasi dengan benar agar terjalin rasa hormat dan menghormati. Kata moral selalu mengacu pada baik dan buruknya perbuatan manusia (akhlak). Jadi, moral dapat diartikan sebagai tindakan seseorang untuk menilai benar dalam cara hidup seseorang mengenai apa yang baik dan apa yang buruk.
3.3 Hukum
     Hukum adalah suatu sistem peraturan yang di dalamnya terdapat norma-norma dan sanksi-sanksi yang bertujuan untuk mengendalikan perilaku manusia, menjaga ketertiban dan keadilan, serta mencegah terjadinya kekacauan. Keberadaan hukum bertujuan untuk melindungi setiap individu dari penyalahgunaan kekuasaan serta untuk menegakkan keadilan. Dengan adanya hukum di suatu negara, maka setiap orang di negara tersebut berhak mendapatkan keadilan dan pembelaan di depan hukum yang berlaku.
3.4 Agama
    Menurut bahasa agama berasal dari bahasa sansakerta [a = tidak ; gama = kacau] artinya tidak kacau atau adanya keteraturan dan peraturan untuk mencapai arah atau tujuan tertentu. Religio [dari religere, Latin] artinya mengembalikan ikatan, memperhatikan dengan saksama. Jadi agama adalah tindakan manusia untuk mengembalikan ikatan atau memulihkan hubungannya dengan Ilahi.
4Klasifikasi Etika
4.1 Etika Normatif
   Etika normatif yaitu sikap dan perilaku manusia atau masyarakat sesuai dengan norma dan moralitas yang ideal. Etika ini secara umum dinilai memenuhi tuntutan dan perkembangan dinamika serta kondisi masyarakat. Adanya tuntutan yang menjadi acuan bagi masyarakat umum atau semua pihak dalam menjalankan kehidupannya.
4.2 Etika Deskriptif
    Etika deskriptif yaitu etika dimana objek yang dinilai adalah sikap dan perilaku manusia dalam mengejar tujuan hidupnya sebagaimana adanya. Nilai dan pola perilaku manusia sebagaimana adanya ini tercemin pada situasi dan kondisi yang telah membudaya di masyarakat secara turun-temurun.
4.3 Etika Deontologi
    Etika deontologi yaitu etika yang dilaksanakan dengan dorongan oleh kewajiban untuk berbuat baik terhadap orang atau pihak lain dari pelaku kehidupan. Bukan hanya dilihat dari akibat dan tujuan yang ditimbulakan oleh sesuatu kegiatan atau aktivitas, tetapi dari sesuatu aktivitas yang dilaksanakan karena ingin berbuat kebaikan terhadap masyarakat atau pihak lain.
4.4 Etika Teleologi
     Etika Teleologi adalah etika yang diukur dari apa tujuan yang dicapai oleh para pelaku kegiatan. Aktivitas akan dinilai baik jika bertujuan baik. Artinya sesuatu yang dicapai adalah sesuatu yang baik dan mempunyai akibat yang baik. Baik ditinjau dari kepentingan pihak yang terkait, maupun dilihat dari kepentingan semua pihak. Dalam etika ini dikelompollan menjadi dua macam yaitu :
 a. Egoisme
          Egoisme yaitu etika yang baik menurut pelaku saja, sedangkan bagi yang lain mungkin tidak               baik.
       b.Utilitarianisme
         Utilitarianisme adalah etika yang baik bagi semua pihak, artinya semua pihak baik yang terkait            langsung maupun tidak langsung akan menerima pengaruh yang baik.
4.5 Etika Relatifisme
Etika relatifisme adalah etika yang dipergunakan di mana mengandung perbedaan kepentingan antara kelompok pasrial dan kelompok universal atau global. Etika ini hanya berlaku bagi kelompok passrial, misalnya etika yang sesuai dengan adat istiadat lokal, regional dan konvensi, sifat dan lain-lain. Dengan demikian tidak berlaku bagi semua pihak atau masyarakat yang bersifat global.
5. Konsepsi Etika
  Terminologi etika berasal dari bahasa Yunani “ethos”. Artinya: “custom” atau kebiasaan yang berkaitan dengan tindakan atau tingkah laku manusia. Etika berbeda dengan etiket. Jika etika berkaitan dengan moral, etiket hanya bersentuhan dengan urusan sopan santun. Belajar etiket berarti belajar bagaimana bertindak dalam cara-cara yang sopan, sebaliknya belajar etika berarti belajar bagaimana bertindak baik.


BAB II
Prinsip Etika Dalam Bisnis Serta Etika dan Lingkungan Perusahaan

1. Prinsip Otonomi
   Prinsip otonomi dalam etika bisnis adalah bahwa perusahaan secara bebas memiliki kewenangan sesuai dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya sesuai dengan visi dan misi yang dipunyainya. Contoh prinsip otonomi dalam etika binis : perusahaan tidak tergantung pada pihak lain untuk mengambil keputusan tetapi perusahaan memiliki kekuasaan tertentu sesuai dengan misi dan visi yang diambilnya dan tidak bertentangan dengan pihak lain. 
2. Prinsip Kejujuran
  Prinsip kejujuran dalam etika bisnis merupakan nilai yang paling mendasar dalam mendukung keberhasilan kinerja perusahaan. Kegiatan bisnis akan berhasil jika dikelola dengan prinsip kejujuran. Baik terhadap karyawan, konsumen, para pemasok dan pihak-pihak lain yang terkait dengan kegiatan bisnis ini. Prinsip yang paling hakiki dalam aplikasi bisnis berdasarkan kejujuran ini terutama dalam pemakai kejujuran terhadap diri sendiri.
3. Prinsip Keadilan
  Prinsip keadilan yang dipergunakan untuk mengukur bisnis menggunakan etika bisnis adalah keadilan bagi semua pihak yang terkait memberikan kontribusi langsung atau tidak langsung terhadap keberhasilan bisnis. Semua pihak harus mendapat akses layak dari bisnis.  Contoh prinsip keadilan dalam etika bisnis : dalam alokasi sumber daya ekonomi kepada semua pemilik faktor ekonomi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan harga yang layak bagi para konsumen, menyepakati harga yang pantas bagi para pemasok bahan dan alat produksi, mendapatkan keuntungan yang wajar bagi pemilik perusahaan dan lain-lain.
4. Hormat Pada Diri Sendiri
   Pinsip hormat pada diri sendiri dalam etika bisnis merupakan prinsip tindakan yang dampaknya berpulang kembali kepada bisnis itu sendiri. Dalam aktivitas bisnis tertentu ke masyarakat merupakan cermin diri bisnis yang bersangkutan. Namun jika bisnis memberikan kontribusi yang menyenangkan bagi masyarakat, tentu masyarakat memberikan respon sama. Sebaliknya jika bisnis memberikan image yang tidak menyenangkan maka masyarakat tentu tidak menyenangi terhadap bisnis yang bersangkutan. Namun jika para pengelola perusahaan ingin memberikan respek kehormatan terhadap perusahaan, maka lakukanlah respek tersebut para pihak yang berkepentingan baik secara langsung maupun tidak langsung.
5. Hak Dan Kewajiban
    Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya.
  Kewajiban adalah sesuatu yang dilakukan dengan penuh tanggung jawab. Sebagaimana telah ditetapkan dalam UUD 1945 pada pasal 28, yang menetapkan bahwa hak warga negara dan penduduk untuk berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan maupun tulisan, dan sebagainya, syarat-syarat akan diatur dalam undang-undang.
6. Teori Etika Lingkungan
   Etika Lingkungan Hidup berbicara mengenai hubungan antara manusia baik sebagai kelompok dengan lingkungan alam yang lebih luas dalam totalitasnya, dan juga hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya yang berdampak langsung  atau tidak langsung pada lingkungan hidup secara keseluruhan.
7. Prinsip Etika di lingkungan Hidup
     a. Sikap hormat terhadap alam (respect for nature)
Hormat terhadap alam merupakan suatu prinsip dasar bagi manusia sebagai bagian dari alam semesta.  Seperti halnya, setiap anggota komunitas social mempunyai kewajiban untuk menghargai kehidupan bersama, demikian pula setiap anggota komunitas ekologis harus menghargai dan menghormati setiap kehidupan dan spesies dalam komunitas ekologis itu, serta mempunyai kewajiban moral untuk menjaga kohesivitas dan integritas komunitas ekologis alam tempat manusia hidup ini.
     b.  Prinsip tanggung jawab (moral responsibility for nature)
Tanggung jawab ini bukan saja bersifat individual melainkan juga kolektif. Prinsip tanggung jawab moral ini menuntut manusia untuk mengambil prakarsa, usaha, kebijakan, dan tindakan bersama secara nyata untuk menjaga alam semesta dengan segala isinya. Itu berarti kelestarian dan kerusakan alam merupakan tanggung jawab bersama seluruh umat manusia.
     c. Solidaritas kosmis (cosmie solidarity)
Prinsip solidaritas kosmis ini mendorong manusia untuk menyelamatkan lingkungan, untuk menyelamatkan semua kedidupan di alam ini, karena alam dan semua kehidupan di dalamnya mempunyai nilai yang sama dengan kehidupan manusia. Solidaritas kosmis juga mencegah manusia untuk tidak merusak dan mencemari alam dan seluruh kehidupan di dalamnya.
     d. Prinsip kasih sayang dan kepedulian terhadap alam
Prinsip kasih sayang dan kepedulian adalah prinsip moral satu arah, menuju yang lain tanpa mengharapkan balasan. Ia tidak didasarkan pada pertimbangan kepentingan pribadi tetapi semata-mata demi kepentingan alam. Yang menarik semakin mencintai dan peduli kepada alam, manusia semakin berkembang menjadi manusia yang matang, sebagai pribadi debgan identitasnya yang kuat. Karena alam memang mwnghidupkan tidak hanya dalam pengertian fisik melainkan juga dalam pengertian mental dan spritual.
     e. Prinsip “No Harm”
Prinsip No Harm adalah manusia mempunyai kewajiban moral dan tanggung jawab terhadap alam, paling tidak manusia tidak akan mau merugikan alam secara tidak perlu.
    f. Prinsip Hidup Sederhana dan Selaras Dengan Alam
Dengan prinsip ini nilai, kualitas dan cara hidup yang baik dan bukan kekayaan, sarana , standar material. Yang ditekankan bukan rakus dan tamak mengumpulkan harta dan memiliki sebanyak-banyaknya. Yang lebih penting adalah mutu kehidupan yang baik
         g.  Prinsip Keadilan
   Prinsip keadilan terutama berbicara tentang akses yang sama bagi semua kelompok dan anggota masyarakat dalam ikut menentukan kebijakan pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian alam, dan dalam ikut menikmati pemanfaatan sumber daya alam atau alam semesta seluruhnya. Dengan demikian, prinsip keadilan ini telah masuk dalam wilayah politik ekologi dimana pemerintah dituntut untuk membuka peluang dan akses yang sama bagi semua kelompok dan anggota masyarakat dalam ikut menentukan kebijakan publik (khususnya dibidang lngkungan) dan dalam memanfaatkan alam ini bagi kepentingan vital manusia. Termasuk didalamnya prinsip bahwa semua kelompok dan anggota masyarakat harus secara proporsional menanggu beban yang disebabkan oleh rusaknya alam semesta yang ada.
         h. Prinsip Demokrasi
  Prinsip demokrasi terkait erat dengan hakikat alam. Isi alam semesta selalu beraneka ragam. Keanekaragaman dan pluralitas adalah hakikat alam, hakikat kehidupan itu sendiri. Artinya,setiap kecenderungan reduksionistis dan antikeanekaragaman serta antipluralitas bertentangan dengan alam dan antikehidupan. Demokrasi justru memberi tempet seluas-luasnya bagi perbedaan, keanekaragaman, pluralitas. Oleh karena itu, setiap orang yang yang peduli lingkungan adalah orang yang demokrasi. Sebaliknya, orang yang demokrasi sangat mungkin seseorang pemerhati linggkungan.
           i.  Prinsip Integritas Moral
   Prinsip ini terutama dimaksudkan untuk pejabat publik. Prinsip ini menuntut pejabat publik agar mempunyai sikap dan perilaku moral yang terhormat serta memegang teguh prinsip-prinsip moral yang mengamankan kepentingan publik. Ia dituntut untuk berperilaku sedemikian rupa sebagai orang yang bersih dan disegani oleh publik karena mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap kepentingan masyarakat. Ia dituntut tidak menyalahgunakan kekuasaannya untuk kepentingan sirinta dan kelompoknya dengan merugikan kepentingan masyarakat. Singkatnya, ia dituntut untuk bertindak dengan tetap menjaga nama baik sebagai orang-orang baik dan terhormat.

 BAB III
Model Etika Dalam Bisnis, Sumber Nilai Etika Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Etika Manajerial.

1. Imoral Manajemen
  Immoral manajemen merupakan tingkatan terendah dari model manajemen dalam menerapkan prinsip-prinsip etika bisnis. Manajer yang memiliki manajemen tipe ini pada umumnya sama sekali tidak mengindahkan apa yang dimaksud dengan moralitas, baik dalam internal organisasinya maupun bagaimana dia menjalankan aktivitas bisnisnya. Para pelaku bisnis yang tergolong pada tipe ini, biasanya memanfaatkan kelemahan-kelemahan dan kelengahan-kelengahan dalam komunitas untuk kepentingan dan keuntungan diri sendiri, baik secara individu atau kelompok mereka.
2. Amoral Manajemen
   Tingkatan kedua dalam aplikasi etika dan moralitas dalam manajemen adalah amoral manajemen. Berbeda dengan immoral manajemen, manajer dengan tipe manajemen seperti ini sebenarnya bukan tidak tahu sama sekali etika atau moralitas. ). Tipe ini adalah para manajer yang dianggap kurang peka, bahwa dalam segala keputusan bisnis yang diperbuat sebenarnya langsung atau tidak langsung akan memberikan efek pada pihak lain. Oleh karena itu, mereka akan menjalankan bisnisnya tanpa memikirkan apakah aktivitas bisnisnya sudah memiliki dimensi etika atau belum. Manajer tipe ini mungkin saja punya niat baik, namun mereka tidak bisa melihat bahwa keputusan dan aktivitas bisnis mereka apakah merugikan pihak lain atau tidak.
3. Moral Manajemen
Manajemen moral juga bertujuan untuk meraih keberhasilan, tetapi dengan menggunakan aspek legal dan prinsip-prinsip etika. Filosofi manajer moral selalu melihat hukum sebagai standar minimum untuk beretika dalam perilaku. Dalam moral manajemen, nilai-nilai etika dan moralitas diletakkan pada level standar tertinggi dari segala bentuk prilaku dan aktivitas bisnisnya. Manajer yang termasuk dalam tipe ini hanya menerima dan mematuhi aturan-aturan yang berlaku namun juga terbiasa meletakkan prinsip-prinsip etika dalam kepemimpinannya. Seorang manajer yang termasuk dalam tipe ini menginginkan keuntungan dalam bisnisnya, tapi hanya jika bisnis yang dijalankannya secara legal dan juga tidak melanggar etika yang ada dalam komunitas, seperti keadilan, kejujuran, dan semangat untuk mematuhi hukum yang berlaku.
4. Agama, Filosofi, Budaya Dan Hukum
4.1 Agama
    Menurut bahasa agama berasal dari bahasa sansakerta [a = tidak ; gama = kacau] artinya tidak kacau atau adanya keteraturan dan peraturan untuk mencapai arah atau tujuan tertentu. Religio [dari religere, Latin] artinya mengembalikan ikatan, memperhatikan dengan saksama. Jadi agama adalah tindakan manusia untuk mengembalikan ikatan atau memulihkan hubungannya dengan Ilahi.
4.2 Filosofi
    Salah satu sumber nilai-nilai etika yang juga menjadi acuan dalam pengambilan keputusan oleh manusaia adalah ajaran-ajaran Filosofi. Ajaran filosofi tersebut bersumber dari ajaran-ajaran yang diwariskan dari ajaran-ajaran yang sudah diajarkan dan berkembang lebih dari 2000 tahun yang lalu. Ajaran ini sangat komplek yang menjadi tradisi klasik yang bersumber dari berbagai pemikiran para fisuf-filsuf saat ini.
4.3 Budaya
   Definisi budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik ,adatistiadat, bahasa,  perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya, dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar, dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
4.5 Hukum
     Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan kelembagaan. Administratif hukum digunakan untuk meninjau kembali keputusan dari pemerintah, sementara hukum internasional mengatur persoalan antara berdaulat negara dalam kegiatan mulai dari perdagangan lingkungan peraturan atau tindakan militer. filsuf Aristotle menyatakan bahwa “Sebuah supremasi hukum akan jauh lebih baik dari pada dibandingkan dengan peraturan tirani yang merajalela.”
5. Leadership
   Leadership dalam bisnis sangat diperlukan karena berpengaruh dalam perkembangan bisnis yang dilakukan. Leadership atau kepemimpinan merupakan sebuah karakter utama yang diperlukan dalam bisnis. Hal ini tidak lain karena peran kepemimpinan berpengaruh terhadap jalannya bisnis dan juga kinerja karyawan. Tidak setiap orang memiliki leadership yang baik. namun ada pula orang yang sejak masih kecil sudah terlihat jiwa kepemimpinannya. akhirnya seiring perkembangannya ia pun terbiasa mengatur dan membuat keputusan yang berpengaruh pada sekitarnya. Hal ini sangatmemiliki peran penting dalam dunia bisnis. Dunia bisnis tidak selamanya berjalan mulus. Adakalanya bertemu masalah yang harus diselesaikan dengan berbagai risiko.
ada beberapa hal yang harus dilakukang oleh seorang pemimpin yang beretika yaitu:
1. Mereka berperilaku sedemikian rupa sehingga sejalan dengan tujuannyadan organisasi.
2. Mereka berlaku sedemikian rupa sehingga secara pribadi, dia merasa bangga akan perilakunya.
3. Mereka berperilaku dengan sabar dan penuh keyakinan akan keputusanyang diambilnya dan dirinya sendiri.
4. Mereka berperilaku dengan teguh. Ini berarti berperilaku secara etika sepanjang waktu, bukan hanya bila dia merasa nyaman untukmelakukannya.
5.eorang pemimpin etika, menurut Blanchard dan peale, memilikiketangguhan untuk tetap pada tujuan dan mencapai apa yang dicita-citakannya.
6.  Mereka berperilaku secara konsisten dengan apa yang benar-benar penting.dengan kata lain dia tetap menjaga perspektif
6. Strategi dan Performasi
  Pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Fungsi yang penting dari sebuah manajemen adalah untuk kreatif dalam menghadapi tingginya tingkat persaingan yang membuat perusahaannya mencapai tujuan perusahaan terutama dari sisi keuangan tanpa harus menodai aktivitas bisnisnya berbagai kompromi etika. Sebuah perusahaan yang jelek akan memiliki kesulitan besar untuk menyelaraskan target yang ingin dicapai perusahaannya dengan standar-standar etika. Karena keseluruhan strategi perusahaan yang disebut excellence harus bisa melaksanakan seluruh kebijakan-kebijakan perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan dengan cara yang jujur.
7. Karakter Individu
  Merupakan suatu proses psikologi yang mempengaruhi individu dalam memperoleh, mengkonsumsi serta menerima barang dan jasa serta pengalaman. Karakteristik individu merupakan faktor internal (interpersonal) yang menggerakan dan mempengaruhi perilaku individu”.
8. Budaya Organisasi
  Budaya organisasi adalah sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasi-organisasi lainnya. Sistem makna bersama ini adalah sekumpulan karakteristik kunci yang dijunjung tinggi oleh organisasi. Budaya organisasi juga berkaitan dengan bagaimana karyawan memahami karakteristik budaya suatu organisasi, dan tidak terkait dengan apakah karyawan menyukai karakteristik itu atau tidak. Budaya organisasi adalah suatu sikap deskriptif, bukan seperti kepuasan kerjayang lebih bersifat evaluatif.


BAB IV
Norma Dan Etika Dalam Pemasaran Produksi, Manajemen SDM dan Financial.

1. Pasar Dan Perlindungan Konsumen
   Dalam pendekatan pasar, terhadap perlindungan konsumen , keamanan konsumen dilihat sebagai produk yang paling efisien bila disediakan melalui mekanisme pasar bebas di mana penjual memberikan tanggapan terhadap permintaan konsumen. Adapun kewajiban konsumen untuk melindungi kepentingannya ataupun produsen yang melindungi kepentingan konsumen, sejumlah teori berbeda tentang tugas etis produsen telah dikembangkan , masing- masing menekankan keseimbangan yang berbeda antara kewajiban konsumen pada diri mereka sendiri dengan kewajiban produsen pada konsumen meliputi pandangan kontrak, pandangan “ due care” dan pandangan biaya sosial.
2. Etika Iklan
    Etika iklan berguna untuk membuat konsumen tertarik, iklan harus dibuat menarik bahkan kadang dramatis. Tapi iklan tidak diterima oleh target tertentu (langsung). Iklan dikomunikasikan kepada khalayak luas (melalui media massa komunikasi iklan akan diterima oleh semua orang: semua usia, golongan, suku, dsb). Sehingga iklan harus memiliki etika, baik moral maupun bisnis.
Ciri-ciri iklan yang baik
a. Etis: berkaitan dengan kepantasan.
b.Estetis: berkaitan dengan kelayakan (target market, target audiennya, kapan harus                                  ditayangkan?).
c. Artistik: bernilai seni sehingga mengundang daya tarik khalayak.
3. Privasi Konsumen
   Masyarakat sebagai konsumen dari produk- produk komunikasi harus mendapat perlindungan dan pelayanan yang baik. Pemerintah yang bertanggung jawab menjamin adanya hal tersebut harus mampu mengeluarkan regulasi yang pro-masyarakat. Pemerintah harus mampu mengatur jalannya pemanfaatan teknologi komunikasi yang tidak merugikan masyarakat. Perlu ada tatanan kebijakan dan hukum yang tepat bagi penyelenggaraan kegiatan komunikasi. Kebijakan adalah keputusan yang dibuat pemerintah dan masyarakat untuk menentukan struktur media dan mengaturnya sehingga mereka punya kontribusi yang bagus bagi masyarakat. Sementara hukum adalah peraturan yang dibuat para legislatif dan diperkuat dengan dibentuknya suatu lembaga negara.
Selain itu yang perlu ditekankan dalam media adalah menghindari penyampaian informasi yang mengandung fitnah serta ketidaksenonohan. Fitnah adalah suatu penulisan atau pemberitaan atau penginformasian yang isinya tidak sesuai dengan kenyataan dan menghancurkan reputasi atau nama baik pihak tertentu. Sedangkan ketidaksenonohan misalnya adalah munculnya kata- kata kotor dalam media. Peraturan tentang privasi juga perlu diperhatikan oleh media. Media tidak boleh mengekspose terlalu dalam kehidupan seseorang atau narasumber. Apalagi sudah di luar konteks informasi utama yang dicari untuk bahan berita. 
4. Multimedia Etika Bisnis
     Pengertian multimedia  ialah penyampaian suatu berita yang meyajikan dan menggabungkan teks, suara, gambar, animasi, dan video sama dengan apa yang biasa kita sebut dengan media cetak, media elektronik, dan media online.yang menggunakan alat bantu (tool) dan koneksi (link) sehingga pengguna bisa mengetahui  apa yang ditampilkan dalam multimedia tersebut ( biasanya multimedia sering digunakan dalam dunia hiburan).  Di dunia bisnis, multimedia digunakan sebagai media profil perusahaan, profil produk, bahkan sebagai media kios informasi dan pelatihan dalam sistem e-learning.
   Salah satu cara pemasaran yang efektif adalah melalui multimedia. Bisnis multimedia berperan penting dalam menyebarkan informasi, karena multimedia is the using of media variety to fulfill commu­nications goals. Multimedia memegang peranan penting dalam penyebaran informasi produk salah satunya dapat terlihat dari iklan-iklan yang menjual satu kebiasaan/produk yang nantinya akan menjadi satu kebiasaan populer. Sebagai  saluran komunikasi, media berperan efektif sebagai pembentuk sirat konsumerisme.
       Etika berbisnis dalam multimedia didasarkan pada pertimbangan:
     1. Akuntabilitas perusahaan
     2. Tanggung jawab sosial
     3. Hak dan kepentingan stakeholder
Etika dalam berbisnis tidak dapat diabaikan, sehingga pelaku bisnis khususnya multimedia, dalam hal ini perlu merumuskan kode etik yang harus disepakati oleh stakeholder, termasuk di dalamnya production house, stasiun TV, radio, penerbit buku, media masa, internet provider, event organizer, advertising agency, dll.
5. Etika Produksi
   Etika Produksi adalah seperangkat prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang menegaskan tentang benar dan salahnya hal hal yang dikukan dalam proses produksi atau dalam proses penambahan nilai guna barang.
6. Pemanfaatan SDM
    Dalam pemanfaatan SDM, permasalahan yang masih dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah sebagai berikut:
 1. Kualitas SDM yang sebagian besar masih rendah atau kurang siap memasuki dunia                               kerja atau dunia usaha.
2. Terbatasnya jumlah lapangan
3. Jumlah angka pengangguran yang cukup tinggi.
     Dalam pemanfaatan sumber daya  tersebut maka solusinya adalah dengan melaksanakan program pelatihan bagi tenaga kerja sehingga tenaga kerja memiliki keahlian yang sesuai dengan lapangan yang tersedia, pembukaan investasi-investasi baru, melakukan program padat karya, serta memberikan penyuluhan dan informasi yang cepat mengenai lapangan pekerjaan.
7. Etika Kerja
   Etika kerja adalah sistem nilai atau norma yang digunakan oleh seluruh karyawan perusahaan, termasuk pimpinannya dalam pelaksanaan kerja sehari-hari. Perusahaan dengan etika kerja yang baik akan memiliki dan mengamalkan nilai-nilai, yakni : kejujuran, keterbukaan, loyalitas kepada perusahaan, konsisten pada keputusan, dedikasi kepada stakeholder, kerja sama yang baik, disiplin, dan bertanggung jawab.
8. Hak-Hak Kerja
    Ada 8 hak kerja, yaitu:
1.      Hak dasar pekerja dalam hubungan kerja
2.      Hak dasar pekerja atas jaminan sosial dan K3 (Keselamatan dan Kesehatan kerja)
3.      Hak dasar pekerja atas perlindungan
4.      Hak dasr pekerja atas pembatasan waktu kerja, istirahat, cuti dan libur
5.      Hak dasar untuk membuat PKB
6.      Hak dasar mogok
7.      Hak dasar khusus untuk pekerja perempuan
8.      Hak dasar pekerja mendapatkan perlindungan atas tindakan PHK
9. Hubungan Saling Menguntungkan
  Manajemen finansial terkait dengan tanggung jawab atas performance perusahaan terhadap penyandang dana. Hubungan baik dijalin dengan memberikan margin dan saling memberikan manfaat positif. Adanya balas jasa perusahaan terhadap investor berbentuk rate of return. Hubungan pertanggung jawaban sebagai petunjuk konsistensi dan dan konsekuensi yang logis. Hubungan pertanggung jawaban dilakukan secara layak dan wajar. Prinsip ini menuntut agar semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan satu sama lain. Dalam dunia bisnis, prinsip ini menuntut persaingan bisnis haruslah bisa melahirkan suatu win-win situation.
10. Perspakatan Penggunaan Dana
    Dana yang diperoleh sebuah bisnis perlu dialokasikan dengan tepat.Pengelola perusahaan mau memberikan informasi tentang rencana penggunaan dana sehingga penyandang dana dapat mempertimbangkan peluang return dan resiko. Rencana penggunaan dana harus benar-benar transparan, komunikatif dan mudah dipahami. Semua harus diatur atau ditentukan dalam perjanjian kerja sama penyandang dana dengan alokator dana.


SUMBER :
Agus Arijanto, S.E.,MM. 2011. Etika Bisnis Bagi Pelaku Bisnis. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Bertens, K. .2000. Pengantar Etika Bisnis.Yogyakarta: Kanisius
Keraf, A. Sonny. 1998. Etika Bisnis. Jakarta : Kanisius.
Keraf, A. Sonny. 2002. Etika Lingkungan Hidup. Jakarta : PT Kompas Media Utama.
Muslich. 1998. Etika Bisnis: Pendekatan Substantif dan Fungsional. Yogyakarta : Ekonisia
Rindjin, Ketut. 2004. Etika Bisnis Dan Implementasinya. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.


Pergeseran Pemasaran Domestik ke Pemasaran Global Mnj. pemasaran era rev. industri

1.       Konsep Pemasaran Universal             Untuk melakukan pemasaran, pemasaran perlu melakukan kegiatan-kegiatan fungsional. Fu...