MAKALAH
ILMU BUDAYA DASAR
“Manusia
dan Harapan”

Disusun
Oleh :
Nama : Yoga Murjayanti
NPM : 17216761
Kelas
: 1EA22
Universitas
Gunadarma
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala
rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami
juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Daftar isi  :
Kata pengantar
.............................................................................................i
Daftar isi
......................................................................................................ii
Bab I
A.Pendahuluan
............................................................................................1
B.Latar belakang
.........................................................................................2
Bab II 
A.Pembahasan…….…………….…………………..…….……..….…..…3
Bab III
A.Kesimpulan ..............................................................................................11
B. Daftar Pustaka ………….……………………………….……..……....10
BAB
I
PENDAHULUAN
1.  
Latar Belakang
            Harapan
berasal dari kata harap,yaitu keinginan supaya suatu terjadi atau sesuatu yang
belum terwujud.Harapan bukanlah sesuatu yang terucap dimulut saja tetapi juga
berangkat dari usaha.Harapan membuat kita berpikir untuk melakukan sesuatu
sesuatu yang lebih baik,untuk meraih sesuatu yang lebih baik juga.Harapan dan
rasa optimis juga memberikan kita kekuatan untuk melawan setiap hambatan.
                Berharap
sebaiknya diiringi juga dengan berdoa dan kerja keras, agar harapan itu sesuai
dengan apa yang kita inginkan. Namun terlalu berharap lebih pun itu tidak baik,
karena akan sangat mengecewakan ketika harapan tak sesuai dengan kenyataan.
Tapi bukan berarti hidup berhenti sampai disitu saja saat harapan yang ada tak
sesuai dengan keinginan, masih ada harapan-harapan lain.
Setiap manusia
mempunyai  harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati
dalam bidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya
berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya.
Berhasil atau tidaknya
suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan, misalnya
Rafiq mengharapkan nilai A dalam ujian yang akan datang, tetapi tidak ada
usaha, tidak pemah hadir kuliah. Ia menghadapi ujian dengan santai. Bagaimana
Rafiq memperoleh nilai A, lulus pun mungkin tidak.
Harapan harus
berdasarkan  kepercayaan,  baik kepercayaan  pada diri sendiri,
maupun kepercayaan kepada Tuhan  Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud,
maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh.   Manusia wajib selalu
berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.           
Pengertian manusia
           Manusia
adalah makhluk yang sempurna yang diciptakan Tuhan di Dunia ini. Mereka
dibekali akal fikir dan perasaan serta budi pekerti. Cinta kasih termasuk
didalam kategori perasaan yang saling membutuhkan dan mencurahkan perhatian
kepada pasangan lawan jenis yang sering kita sebut sebagai kasih sayang. Setiap
orang yang hidup didunia ini pasti memiliki rasa cinta kasih yang menimbulkan
rasa sayang.
B.           
Pengertian Harapan
        Setiap manusia mempunyai  harapan.
Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam bidup. Orang yang akan
meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli
warisnya.
Harapan tersebut
tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan
masing-masing.   Misalnya, Budi yang hanya mampu membeli sepeda, biasanya
tidak mempunyai harapan untuk membeli mobil. Seorang yang mempunyai harapan
yang bcrlebihan tentu menjadi buah tertawaan orang banyak, atau orang itu
seperti peribahasa “Si pungguk merindukan bulan”
Berhasil atau
tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan,
misalnya Rafiq mengharapkan nilai A dalam ujian yang akan datang, tetapi tidak
ada usaha, tidak pemah hadir kuliah. Ia menghadapi ujian dengan santai.
Bagaimana Rafiq memperoleh nilai A, lulus pun mungkin tidak.
Harapan harus
berdasarkan  kepercayaan,  baik kepercayaan  pada diri sendiri,
maupun kepercayaan kepada Tuhan  Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud,
maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh.   Manusia wajib selalu
berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.
Harapan 
berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi; sehingga
harapan  berarti sesuatu yang diinginkan  dapat terjadi, Dengan
demikian  harapan menyangkut masa  depan.
Dari 
kedua  contoh  itu terlihat,  apa yang diharapkan 
Budi  dan  Hadir  ialah  teljadinya buah 
keinginan.  karena  itu mereka  bekerja  keras. 
Budi  belajar  tanpa  mengenal  waktu  dan Hadir
bekerja tanpa mengenallelah.   Semuanya itu dengan suatu
keyakinan  demi terwujudnya apa yang diharapkan. 
     Jadi untuk mewujudkan  harapan  itu harus
disertai  dengan  usaha  yang sesuai  dengan  
apa  yang  diharapkan   BHa dibandingkan  
dengan  cita-cita   , maka  harapan mengandung 
pengertian  tidak  terlalu muluk: sedangkan eita-cita pada umumnya
perlu setinggi bintang.
C.           
Apa Sebab Manusia Mempunyai Harapan?
Menurut 
kodratnya  manusia  itu adalah mahluk  sosial. Setiap lahir ke
dunia langusung disambut dalam suatu pergaulan hidup. yakni di tengah suatu
keluarga atau anggota masyarakat lainnya.  Tidak  ada 
satu  manusiapun   yang  luput  dari 
pergaulan  hidup.  Ditengah-tengah manusia lain itulah, seseorang
dapat hidup dan berkembang baik fisik/jasmani maupun  mental!
spiritualnya.  Ada dua hal yang mendorong  orang hidup bergaul
dengan  manusia  lain. yakni dorongan  kodrat  dan
dorongan  kebutuhan  hidup.
1.    Dorongan 
kodrat
Kodrat ialah
keadaan  atau pembawaan  alamiah  yang sudah terjelma 
dalam  diri manusia  sejak manusia  itu diciptakan  oleh
Tuhan.Misalnya  menangis,  bergembira,  berpikir, berjalan,
berkata, mempunyai keturunan   dan  scbagainya. Setiap
manusia  mempunyai kemampuan untuk itu semua.
Dorongan  kodrat
menyebabkan manusia mempunyai  keinginan  atau harapan, 
misalnya menangis, tertawa, bergembira dan  sebagainya.
Seperti   halnya  orang   yang  menonton
Pertunjukan  lawak, mereka ingin tertawa, pelawak juga mengharapkan agar
penonton  tertawa terbahak-bahak.   Apabila  penonton 
tidak  tertawa,  harapan  kedua  belah  pihak 
gagal,  justru sedihlah  mereka.
Kodrat 
juga   terdapat   pada  binatang   dan 
tumbuh-tumbuhan, karena  binatang  dan tumbuhan  perlu makan,
berkembang  biak dan mati. Yang mirip dengan  kodrat manusia 
ialah kodrat  binatang. walau  bagaimanapun   juga 
besar  sekali  perbedaannya.   Perbedaan   antara
kedua  mahluk   itu,  ialah  bahwa 
manusia   memiliki  budi  dan  kehendak,  
Budi  ialah  akal, kemampuan  untuk memilih.  Kedua hal
tersebut tidak dapat dipisahkan,  sebab bila orang akan memilih,  ia
harus mengetahui  lebih dahulu barang yang dipilihnya.  Dengan 
budinya  manusia dapat  mengetahui  mana  yang baik dan
mana  yang buruk,  mana  yang benar dan mana  yang
salah,  dan  dengan  kehendaknya  manusia  dapat 
memilih.
Dalam  diri 
manusia  masing-masing sudah  terjelma   sifat, 
kodrat pembawaan  dan kemampuan   untuk hidup bergaul, hidup
berrnasyarakat  atau hidup bcrsama dengan  manusia lain. Dengan 
kodrat  ini, maka  manusia  mempunyai  harapan.
2.    Dorongan 
kebutuhan  hidup
Sudah kodrat pula bahwa
manusia mempunyai bermacam-macam  kebutuhan hidup. Kebutuhan  
hidup  itu  pada  garis  besarnya  dapat 
dibedakan menjadi  kebutuhan  jasmani   dan kebutuhan 
rohani. Kebutuhan  jasmaniah  misalnya  : makan,  minum. 
pakaian,  rumah.  (sandang,  pangan. dan  papan). 
ketenangan,  hiburan,  dan keberhasilan.
Untuk 
memenuhi   semua  kebutuhan  itu manusia 
bekerja  sama  dengan  manusia  lain. Hal  ini
disebabkan.  kemampuan  manusia  sangat terbatas, 
baik  kemampuan   fisik/jasmaniah maupun 
kemampuan   berpikirnya.
Dengan adanya dorongan
kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan. Pada
hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut 
Abraham  Maslow  sesuai dengan kodratnya  harapan 
manusia  atau kebutuhan manusia  itu ialah  :
a)    kelangsungan  
hidup  (survival)
b)    keamanan  ( safety)
c)     hak  dan 
kewajiban  mencintai  dan  dicintai  (beloving  and
love)
d)    diakui  lingkungan 
(status)
e)    perwujudan  
cita-cita (self actualization)
3. Kelangsungan  hidup  (survival)
Untuk melangsungkan
 hidupnya  manusia membutuhkan  sandang, pangan  dan
papan(tempat  tinggal). Kebutuhan  kelangsungan  hidup  ini
terlihat  sejak  bayi lahir.
Setiap  bayi 
begitu  lahir  di  bumi  menangis;  ia 
telah  mengharapkan   diberi  makan/ minum.  Kebutuhan 
akan makan/minum   ini terus berkembang  sesuai 
dengan  perkembangan hidup  manusia
Sandang,  semula  hanya berupa
perlindungan/keamanan,   untuk  melindungi  dirinya 
dari cuaca.  Tetapi  dalam  perkembangan  
hidupnya,  sandang  tidak  hanya  sebagai 
perlindungan kemanan,  tetapi  lebih  cendenmg 
kepada  kebutuhan  lain.
Papan  yang 
dimaksud  adalah  tempat  tinggal  atau  rumah. 
Rumah  kebutuhan   primer manusia,  karena 
rumah  itu sebagai  tempat berlindung,  dari panas,  gelap, 
dan  sebagainya.
Untuk 
mencukupi  kebutuhan  pangan,  sandang,  dan 
papan  itu, maka  manusia  sejak kecil  telah 
mulai  belajar.  Dengan  pengetahuan   yang 
tinggi  harapan  memperolleh   pangan, sandang,  dan
papan  yang layak  akan terpenuhi.  Atau tiap manusia 
perlu kerja keras dengan harapan  apa  yang  diinginkan  :
pangan,  sandang  dan papan  yang  layak  terpenuhi.
4       .Keamanan
Setiap orang
membutuhkan  keamanan.Sejak seorang anak lahir ia telah
membutuhkan keamanan.  Begitu  lahir, dengan  suara tangis, itu
pertanda  minta perlindungan. Setelah agak besar,  setiap  anak
menangis  dia akan diam  setelah dipeluk  oleh 
ibunya.  Setelah  bertambah besar  ia ingin 
dilindungi.  Rasa  aman    tidak harus 
diwujudkan   dengan  perlindungan  yang nampak, secara
moral pun orang lain dapat memberi  rasa aman. Dalam  hal ini
agama  sering merupakan cara memperoleh   
kemanan   moril  bagi  pemiliknya. Walaupun  secara
fisik keadaannya  dalam  bahaya, keyakinan  bahwa Tuhan
memberikan  perlindungan  berarti sudah memberikan  
keamanan  yang diharapkan.
5. Hak  dan  kewajiban mencintai dan
dicintai
Tiap orang mempunyai
hak dan kewajiban. Dengan pertumbuhan manusia maka tumbuh pula kesadaran akan
hak dan kewajiban.Karenaitu tidakjarang anak-anak remaja mengatakan kepada ayah
atau ibu. “Ibu ini kok menganggap Reny masih keeil saja, semua diatur!” ltu
suatu pertanda bahwa anak  itu telah tambah kesadaran akan hak dan
kewajibannya.
Bila seorang telah
menginjak dewasa, maka ia merasa sudah dewasa, sehingga sudah saatnya mempunyai
harapan untuk dicintai dan mencintai.Pada saat seperti ini remaja
banyak mengkhayal. Ia telah sadar akankeberadaannya.Pada usia itu,
biasanya terjadi konflik batin pada dirinya dengan pihak orang tua. Sebab
umumnya remaja mulai menentang sifat-sifat orang tua yang dianggap tidak sesuai
dengan alamnya.
6. Status
Setiap manusia
membutuhkanstatus. Siapa, untuk apa, mengapa manusia hidup. Dalam lagu “untuk
apa” ada lirik yang berbunyi “aku ini anak siapa, mengapa aku ini dilahirkan”,
Dari bagian lirik itu kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa setiap manusia
yang lahir di bwni  ini tentu akan bertanya tentang statusnya. Status
keberadaannya. Status dalam keluarga, status dalam masyarakat, dan status dalam
negara. Status itu penting, karena dengan status orang tahu siapa dia Harga
diri orang antara lain melekat pada status orang.itu. Misalnya ada anak
haram, biarpun anak haram itu tingkah lakunya baik dan tidak berdosa sebab yang
berdosa orang tuanya, namun masyarakat tetap memberikan cap yang negatif. Bahkan
ada orang yang berpendapat jangan memberi makan/pertolongan kepada anak jadah
(haram). Alangkah kejamnya manusia itu dengan adanya harapan untuk memperoleh
status ini berarti orang menguasai hak milik nama baik, ingin berprestasi,
ingin mengingkatkan harga diri, dan sebagainya
7. Perwujudan  cita-cita
Selanjutnya manusia
berharap diakui keberadaannya sesuai dengan keahliannya atau
kepangakatannya  atau profesinya. Pada  saar itu manusia
mengembangkan  bakat  atau kepandaiannya agar ia diterima atau diakui
kehebatannya.
D.    
KEPERCAYAAN
Kepercayaan berasal
dari kata percaya. Artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan
adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran.
Ada ucapan yang sering kita dengar ia tidak percaya pada diri sendiri saya
tidak percaya ia berbuat seperti itu atau berita itu kurang dapat dipercaya.
Bagaimana juga kita harus percaya kepada pemerintah kita harus percaya akan
nasehat-nasehat kyai itu, karena nasehat-nasehat itu diambil dari ajaran
Al-Quran.
Dengan contoh berbagai
kalimat yang sering kita dengan dalam ucapan sehari-hari itu, maka jelaslah
kepada kita, bahwa dasar kepercayaan itu adalah kebenaran.
Ada jenis 
pengetahuan  yang dimiliki seseorang. bukan  karena 
merupakan  hasil penyelidikan sendiri, melainkan diterima dari orang lain.
Kebenaran pengetahuan yang didasarkan atas orang lain itu disebabkan karena
orang lain itu dapat dipercaya. Yang diselidiki bukan lagi masalahnya.
melainkan orang yang memberitahukan itu dapat dipercaya atau tidak. Pengetahuan
yang diterima dari orang lain atas kewibawaann yaitu disebut kepercayaan.
Makin  besar  kewibawaan yang memberitahu mengenai pengetahuan 
itu makin  besar kepercayaan.
Dalam agama terdapat
kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan  artinya diberitahukan oleh
Tuhan – langsung atau tidak langsung kepada manusia. Kewibawaan pemberi
kebenaran itu ada yang melebihi besamya . Kepercayaan dalam agama merupakan
keyakinan yang paling besar. Hak berpikir bebas, hak atas keyakinan sendiri
menimbulkan juga hak bcr agama menurut keyakinan.
Dalam hal beragama
tiap-tiap orang wajib menerima dan menghormati kepercayaan orang yang beragama
itu. Dasarnya ialah keyakinan masing-masing.
1.   Kebenaran
Kebenaran atau benar
amat penting bagi manusia. Setiap orang mendambakannya, karena ia mempunyai
arti khusus bagi hidupnya. Ia merupakan fokus dari segala pikiran, sikap dan
perasaan.
Dalam tingkah
laku,ucapan,perbuatan manusia selalu berhati-hati agar mereka tidak mcnyimpang
dan kebenaran.Manusia sadar, bahwa ketidakbenaran dalam bertindak , berucap
maupun bertindak dapat mencemarkan atau menjatuhkan namanya, seperti peribahasa
yang mengatakan, “sekali lancung ke ujian, selama hidup orang tak percaya”,
karena itu, wajadah kalau ketidakbenaran dapat berakibat kegelisahan,
ketidakpastian, dan kedukaan.
Dalam  agama 
Budha  ada ajaran yang dinamakan  “jalan  utama 
delapan  ruang”. Yang isinya,  agar setiap pemeluknya  memiliki
pandangan  yang benar, perbuatan  yang benar,  mata percaharian  
yang  benar,  permatian  yang benar,  dan 
konsentrasi  yang  benar.
Tujuan  ajaran itu
agar pemeluknya  tidak mengalami  duka, kegelisahan,dan
ketidakpastian.
Ajaran  kebenaran  itu juga  kita
temui  dalam agama-agama  lain.
Jelaslah bagi kita, bahwa kebenaran atau benar
merupakan  kunci kebahagiaan  manusia. Itulah  
sebabnya   manusia selalu berusaha mencari  mempertahankan,
mernperjuangkan kebenaran. Dr.Yuyun  Suriasumantri  dalam
bukunya  “filsafat  IImu, sebuah pengantar  Populer  ada
tiga teori  kebenaran  sebagai  berikut  :
a.     Teori 
koherensi  atau konsistensi
Yaitu suatu pemyataan
dianggap benar bila pemyataan itu bersifat koherensi atau konsisten
dengan  pemyataan-pemyataan    sebelumnya  yang 
dianggap  benar.
Contoh  : setiap  manusia  akan
mati.  Paul  Manusia.  Paul  akan mati
b.    Teori 
korespondensi
Suatu  teori 
yang  menjalankan  bahwa  suatu pemyataan  benar 
bila  materi  pengetahuan yang dikandung  pemyataan  itu
berkorenponden(berhubungan)  dengan obyek yang dituju oleh  pernyataan  
tersebut.
Contoh  : Jakarta  itu ibukota 
republik  Indonesia
c.     Teori 
pragrnatis
Kebenaran  suatu
pemyataan  diukur dengan  kriteria  apakah  pemyataan 
tersebut  bersifat fungsional  dalam  kehidupan  praktis.
 Dalam 
berbagai  jenis  kebenaran tersebut  yang  selalu 
diusahakan   dan  dijaga  ialah kebenaran dalam bertindak,
berbuat, berucap, berupaya, dan berpendapat, Sebab ketidakbenaran dalam hal-hal itu akan langsung mencemarkan
atau menjatuhkan nama  baiknya, sehingga orang  tidak 
mempercayainya lagi.
E.  
BERBAGAI  KEPERCAYAAN DAN USAHA
MENINGKATKANNYA
Dasar kepercayaan 
adalah kebenaran. Sumber kebenaran  adalah manusia. Kepercayaan itu
dapat  dibedakan  atas  :
1.    Kepercayaan
pada diri sendiri
Kepercayaan  pada
diri sendiri itu ditanarnkan setiap pribadi manusia. Percaya  pada diri
sendiri pada hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa, Percaya pada diri
sendiri, menganggap  dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu
mengerjakan yang diserahkan atau dipercayakan   kepadanya.
2.    Kepercayaan 
kepada  orang lain
Percaya kepada orang
lain itu dapat berupa percaya kepada saudara, orang tua, guru, atau siapa saja.
Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya terhadap kata hatinya,
perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan
yang berbunyi orang itu dipercaya karena ucapannya. Misalnya, orang yang
berjanji sesuatu harus dipenuhi, meskipun janji itu tidak terdengar orang lain,
apalagi membuat janji kepada orang lain.
3.    Kepercayaan
kepada pemerintah
Berdasarkan
pandanganteokratis menurut etika, filsafat tingkah laku
karya Prof.Ir.Poedjawiyatna, negara itu berasal dari Tuhan. Tuhan langsung
memerintah dan memimpin bangsa manusia, atau setidak-tidaknya Tuhanlah pemilik
kedaulatan sejati, Karena semua adalah ciptaan Tuhan. Semua mengemban
kewibawaan, terutama pengemban tertinggi, yaitu raja, langsung dikaruniai
kewibawaan oleh Tuhan, sebab langsung dipilih oleh Tuhan pula (kerajaan).
Pandangan demokratis
mengatakanbahwa kedaulatan adalah dari rakyat, (kewibawaan pun milik rakyat.
Rakyat adalah negara, rakyat itu menjelma pada negara. Satu-satunya realitas
adalah negara). Manusia sebagai seorang (individu) tak berarti. Orang.
mempunyai arti  hanya dalam masyarakat, negara. Hanya negara sebagai
keutuhan (totalitas) yang ada, kedaulatan mutlak pada negara, negara demikian
itu disebut negara totaliter. satu-satunya yang mempunyai hak ialah negara;
manusia perorangan tidak mempunyai hak, ia hanya mempunyai kewajiban (negara
diktator)
Jelaslah bagi kita,
baik teori atau pandangan teokratis ataupun demokratis negara atau pemerintah
itu benar, karena Tuhan adalah sumber kebenaran. Karcna itu wajarlah kalau
manusia sebagai warga negara percaya kepada negara/pemerintah.
4.    Kepercayaan
kepada Tuhan
Kepercayaan kepada
Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan manusia itu bukan
dengan sendirinya, tctapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan berarti keyakinan
dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaanitu amat penting, karena merupakan
tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dcngan Tuhannya. Bagaimana
Tuhan dapat menolong umatnya, apabila umat itu tidak mcmpunyai kepercayaan
kcpada Tuhannya, sebab tidak ada tali penghubung yang mengalirkan daya
kekuatannya. Oleh karcna itu jika manusia  berusaha agar mendapat
pertolongan dari padanya, manusia harus percaya kcpada Tuhan, sebab Tuhanlah
yang selalu menyertai manusia. Kepercayaan atau pengakuan akan adanya zat yang
maha tinggi yang menciptakan alam semesta seisinya merupakan konsekoensinya
tiap-tiap umat beragama dalam melakukan pemujaan kcpada zat tersebut.
Berbagai usaha
dilakukan manusia untuk meningkatkan  rasa percaya kepada Tuhannya.
Usaha  itu  bergantung   kepada  pribadi 
kondisi, situasi, dan  lingkungan. Usaha itu antara lain :
a)  meningkatkan   ketaqwaan 
kita dengan jalan  meningkatkan   ibadah
b)  meningkatkan   pengabdian 
kita kepada  masyarakat
c) 
meningkatkan   kecintaan   kita  kepada 
sesama  manusia  dengan  jalan   suka  menolong.
dermawan,  dan  sebagainya
d)  mengurangi 
nafsu  mengumpulkan harta  yang berlebihan
e)  menekan  perasaan 
negatif  seperti  iri, dengki, fitnah, dan sebagainya.
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
        Harapan merupan suatu kondisi dimana seseorang akan melakukan
apapun untuk mencapai tujuan semaksimal mungkin. Setiap individu menpunyai
harapannya masing-masing terhadap kelangsungan hidup mereka.
        Usaha yang dilakukan untuk mencapai suatu harapan sangatlah
beragam, misalnya : bekerja keras, memohon dan berdoa kepada Yang Maha Kuasa.
        Ada berbagai macam harapan yang ada, namun tidak semua
harapan dapat tercapai dengan mudah. Butuh kerja keras untuk menyapai harapan
tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Muchji Achmad dan Nugroho
Widyo.1996 Ilmu Budaya Dasar. Seri Diktat Kuliah Universitas Gunadarma. depok
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar