MAKALAH
ILMU BUDAYA DASAR
“Manusia
dan Harapan”
Disusun
Oleh :
Nama : Yoga Murjayanti
NPM : 17216761
Kelas
: 1EA22
Universitas
Gunadarma
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala
rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami
juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Daftar isi :
Kata pengantar
.............................................................................................i
Daftar isi
......................................................................................................ii
Bab I
A.Pendahuluan
............................................................................................1
B.Latar belakang
.........................................................................................2
Bab II
A.Pembahasan…….…………….…………………..…….……..….…..…3
Bab III
A.Kesimpulan ..............................................................................................11
B. Daftar Pustaka ………….……………………………….……..……....10
BAB
I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Harapan
berasal dari kata harap,yaitu keinginan supaya suatu terjadi atau sesuatu yang
belum terwujud.Harapan bukanlah sesuatu yang terucap dimulut saja tetapi juga
berangkat dari usaha.Harapan membuat kita berpikir untuk melakukan sesuatu
sesuatu yang lebih baik,untuk meraih sesuatu yang lebih baik juga.Harapan dan
rasa optimis juga memberikan kita kekuatan untuk melawan setiap hambatan.
Berharap
sebaiknya diiringi juga dengan berdoa dan kerja keras, agar harapan itu sesuai
dengan apa yang kita inginkan. Namun terlalu berharap lebih pun itu tidak baik,
karena akan sangat mengecewakan ketika harapan tak sesuai dengan kenyataan.
Tapi bukan berarti hidup berhenti sampai disitu saja saat harapan yang ada tak
sesuai dengan keinginan, masih ada harapan-harapan lain.
Setiap manusia
mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati
dalam bidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya
berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya.
Berhasil atau tidaknya
suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan, misalnya
Rafiq mengharapkan nilai A dalam ujian yang akan datang, tetapi tidak ada
usaha, tidak pemah hadir kuliah. Ia menghadapi ujian dengan santai. Bagaimana
Rafiq memperoleh nilai A, lulus pun mungkin tidak.
Harapan harus
berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri,
maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud,
maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu
berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian manusia
Manusia
adalah makhluk yang sempurna yang diciptakan Tuhan di Dunia ini. Mereka
dibekali akal fikir dan perasaan serta budi pekerti. Cinta kasih termasuk
didalam kategori perasaan yang saling membutuhkan dan mencurahkan perhatian
kepada pasangan lawan jenis yang sering kita sebut sebagai kasih sayang. Setiap
orang yang hidup didunia ini pasti memiliki rasa cinta kasih yang menimbulkan
rasa sayang.
B.
Pengertian Harapan
Setiap manusia mempunyai harapan.
Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam bidup. Orang yang akan
meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli
warisnya.
Harapan tersebut
tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan
masing-masing. Misalnya, Budi yang hanya mampu membeli sepeda, biasanya
tidak mempunyai harapan untuk membeli mobil. Seorang yang mempunyai harapan
yang bcrlebihan tentu menjadi buah tertawaan orang banyak, atau orang itu
seperti peribahasa “Si pungguk merindukan bulan”
Berhasil atau
tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan,
misalnya Rafiq mengharapkan nilai A dalam ujian yang akan datang, tetapi tidak
ada usaha, tidak pemah hadir kuliah. Ia menghadapi ujian dengan santai.
Bagaimana Rafiq memperoleh nilai A, lulus pun mungkin tidak.
Harapan harus
berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri,
maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud,
maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu
berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.
Harapan
berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi; sehingga
harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi, Dengan
demikian harapan menyangkut masa depan.
Dari
kedua contoh itu terlihat, apa yang diharapkan
Budi dan Hadir ialah teljadinya buah
keinginan. karena itu mereka bekerja keras.
Budi belajar tanpa mengenal waktu dan Hadir
bekerja tanpa mengenallelah. Semuanya itu dengan suatu
keyakinan demi terwujudnya apa yang diharapkan.
Jadi untuk mewujudkan harapan itu harus
disertai dengan usaha yang sesuai dengan
apa yang diharapkan BHa dibandingkan
dengan cita-cita , maka harapan mengandung
pengertian tidak terlalu muluk: sedangkan eita-cita pada umumnya
perlu setinggi bintang.
C.
Apa Sebab Manusia Mempunyai Harapan?
Menurut
kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke
dunia langusung disambut dalam suatu pergaulan hidup. yakni di tengah suatu
keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Tidak ada
satu manusiapun yang luput dari
pergaulan hidup. Ditengah-tengah manusia lain itulah, seseorang
dapat hidup dan berkembang baik fisik/jasmani maupun mental!
spiritualnya. Ada dua hal yang mendorong orang hidup bergaul
dengan manusia lain. yakni dorongan kodrat dan
dorongan kebutuhan hidup.
1. Dorongan
kodrat
Kodrat ialah
keadaan atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma
dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh
Tuhan.Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan,
berkata, mempunyai keturunan dan scbagainya. Setiap
manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua.
Dorongan kodrat
menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan,
misalnya menangis, tertawa, bergembira dan sebagainya.
Seperti halnya orang yang menonton
Pertunjukan lawak, mereka ingin tertawa, pelawak juga mengharapkan agar
penonton tertawa terbahak-bahak. Apabila penonton
tidak tertawa, harapan kedua belah pihak
gagal, justru sedihlah mereka.
Kodrat
juga terdapat pada binatang dan
tumbuh-tumbuhan, karena binatang dan tumbuhan perlu makan,
berkembang biak dan mati. Yang mirip dengan kodrat manusia
ialah kodrat binatang. walau bagaimanapun juga
besar sekali perbedaannya. Perbedaan antara
kedua mahluk itu, ialah bahwa
manusia memiliki budi dan kehendak,
Budi ialah akal, kemampuan untuk memilih. Kedua hal
tersebut tidak dapat dipisahkan, sebab bila orang akan memilih, ia
harus mengetahui lebih dahulu barang yang dipilihnya. Dengan
budinya manusia dapat mengetahui mana yang baik dan
mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang
salah, dan dengan kehendaknya manusia dapat
memilih.
Dalam diri
manusia masing-masing sudah terjelma sifat,
kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup
berrnasyarakat atau hidup bcrsama dengan manusia lain. Dengan
kodrat ini, maka manusia mempunyai harapan.
2. Dorongan
kebutuhan hidup
Sudah kodrat pula bahwa
manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan
hidup itu pada garis besarnya dapat
dibedakan menjadi kebutuhan jasmani dan kebutuhan
rohani. Kebutuhan jasmaniah misalnya : makan, minum.
pakaian, rumah. (sandang, pangan. dan papan).
ketenangan, hiburan, dan keberhasilan.
Untuk
memenuhi semua kebutuhan itu manusia
bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini
disebabkan. kemampuan manusia sangat terbatas,
baik kemampuan fisik/jasmaniah maupun
kemampuan berpikirnya.
Dengan adanya dorongan
kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan. Pada
hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut
Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan
manusia atau kebutuhan manusia itu ialah :
a) kelangsungan
hidup (survival)
b) keamanan ( safety)
c) hak dan
kewajiban mencintai dan dicintai (beloving and
love)
d) diakui lingkungan
(status)
e) perwujudan
cita-cita (self actualization)
3. Kelangsungan hidup (survival)
Untuk melangsungkan
hidupnya manusia membutuhkan sandang, pangan dan
papan(tempat tinggal). Kebutuhan kelangsungan hidup ini
terlihat sejak bayi lahir.
Setiap bayi
begitu lahir di bumi menangis; ia
telah mengharapkan diberi makan/ minum. Kebutuhan
akan makan/minum ini terus berkembang sesuai
dengan perkembangan hidup manusia
Sandang, semula hanya berupa
perlindungan/keamanan, untuk melindungi dirinya
dari cuaca. Tetapi dalam perkembangan
hidupnya, sandang tidak hanya sebagai
perlindungan kemanan, tetapi lebih cendenmg
kepada kebutuhan lain.
Papan yang
dimaksud adalah tempat tinggal atau rumah.
Rumah kebutuhan primer manusia, karena
rumah itu sebagai tempat berlindung, dari panas, gelap,
dan sebagainya.
Untuk
mencukupi kebutuhan pangan, sandang, dan
papan itu, maka manusia sejak kecil telah
mulai belajar. Dengan pengetahuan yang
tinggi harapan memperolleh pangan, sandang, dan
papan yang layak akan terpenuhi. Atau tiap manusia
perlu kerja keras dengan harapan apa yang diinginkan :
pangan, sandang dan papan yang layak terpenuhi.
4 .Keamanan
Setiap orang
membutuhkan keamanan.Sejak seorang anak lahir ia telah
membutuhkan keamanan. Begitu lahir, dengan suara tangis, itu
pertanda minta perlindungan. Setelah agak besar, setiap anak
menangis dia akan diam setelah dipeluk oleh
ibunya. Setelah bertambah besar ia ingin
dilindungi. Rasa aman tidak harus
diwujudkan dengan perlindungan yang nampak, secara
moral pun orang lain dapat memberi rasa aman. Dalam hal ini
agama sering merupakan cara memperoleh
kemanan moril bagi pemiliknya. Walaupun secara
fisik keadaannya dalam bahaya, keyakinan bahwa Tuhan
memberikan perlindungan berarti sudah memberikan
keamanan yang diharapkan.
5. Hak dan kewajiban mencintai dan
dicintai
Tiap orang mempunyai
hak dan kewajiban. Dengan pertumbuhan manusia maka tumbuh pula kesadaran akan
hak dan kewajiban.Karenaitu tidakjarang anak-anak remaja mengatakan kepada ayah
atau ibu. “Ibu ini kok menganggap Reny masih keeil saja, semua diatur!” ltu
suatu pertanda bahwa anak itu telah tambah kesadaran akan hak dan
kewajibannya.
Bila seorang telah
menginjak dewasa, maka ia merasa sudah dewasa, sehingga sudah saatnya mempunyai
harapan untuk dicintai dan mencintai.Pada saat seperti ini remaja
banyak mengkhayal. Ia telah sadar akankeberadaannya.Pada usia itu,
biasanya terjadi konflik batin pada dirinya dengan pihak orang tua. Sebab
umumnya remaja mulai menentang sifat-sifat orang tua yang dianggap tidak sesuai
dengan alamnya.
6. Status
Setiap manusia
membutuhkanstatus. Siapa, untuk apa, mengapa manusia hidup. Dalam lagu “untuk
apa” ada lirik yang berbunyi “aku ini anak siapa, mengapa aku ini dilahirkan”,
Dari bagian lirik itu kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa setiap manusia
yang lahir di bwni ini tentu akan bertanya tentang statusnya. Status
keberadaannya. Status dalam keluarga, status dalam masyarakat, dan status dalam
negara. Status itu penting, karena dengan status orang tahu siapa dia Harga
diri orang antara lain melekat pada status orang.itu. Misalnya ada anak
haram, biarpun anak haram itu tingkah lakunya baik dan tidak berdosa sebab yang
berdosa orang tuanya, namun masyarakat tetap memberikan cap yang negatif. Bahkan
ada orang yang berpendapat jangan memberi makan/pertolongan kepada anak jadah
(haram). Alangkah kejamnya manusia itu dengan adanya harapan untuk memperoleh
status ini berarti orang menguasai hak milik nama baik, ingin berprestasi,
ingin mengingkatkan harga diri, dan sebagainya
7. Perwujudan cita-cita
Selanjutnya manusia
berharap diakui keberadaannya sesuai dengan keahliannya atau
kepangakatannya atau profesinya. Pada saar itu manusia
mengembangkan bakat atau kepandaiannya agar ia diterima atau diakui
kehebatannya.
D.
KEPERCAYAAN
Kepercayaan berasal
dari kata percaya. Artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan
adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran.
Ada ucapan yang sering kita dengar ia tidak percaya pada diri sendiri saya
tidak percaya ia berbuat seperti itu atau berita itu kurang dapat dipercaya.
Bagaimana juga kita harus percaya kepada pemerintah kita harus percaya akan
nasehat-nasehat kyai itu, karena nasehat-nasehat itu diambil dari ajaran
Al-Quran.
Dengan contoh berbagai
kalimat yang sering kita dengan dalam ucapan sehari-hari itu, maka jelaslah
kepada kita, bahwa dasar kepercayaan itu adalah kebenaran.
Ada jenis
pengetahuan yang dimiliki seseorang. bukan karena
merupakan hasil penyelidikan sendiri, melainkan diterima dari orang lain.
Kebenaran pengetahuan yang didasarkan atas orang lain itu disebabkan karena
orang lain itu dapat dipercaya. Yang diselidiki bukan lagi masalahnya.
melainkan orang yang memberitahukan itu dapat dipercaya atau tidak. Pengetahuan
yang diterima dari orang lain atas kewibawaann yaitu disebut kepercayaan.
Makin besar kewibawaan yang memberitahu mengenai pengetahuan
itu makin besar kepercayaan.
Dalam agama terdapat
kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan artinya diberitahukan oleh
Tuhan – langsung atau tidak langsung kepada manusia. Kewibawaan pemberi
kebenaran itu ada yang melebihi besamya . Kepercayaan dalam agama merupakan
keyakinan yang paling besar. Hak berpikir bebas, hak atas keyakinan sendiri
menimbulkan juga hak bcr agama menurut keyakinan.
Dalam hal beragama
tiap-tiap orang wajib menerima dan menghormati kepercayaan orang yang beragama
itu. Dasarnya ialah keyakinan masing-masing.
1. Kebenaran
Kebenaran atau benar
amat penting bagi manusia. Setiap orang mendambakannya, karena ia mempunyai
arti khusus bagi hidupnya. Ia merupakan fokus dari segala pikiran, sikap dan
perasaan.
Dalam tingkah
laku,ucapan,perbuatan manusia selalu berhati-hati agar mereka tidak mcnyimpang
dan kebenaran.Manusia sadar, bahwa ketidakbenaran dalam bertindak , berucap
maupun bertindak dapat mencemarkan atau menjatuhkan namanya, seperti peribahasa
yang mengatakan, “sekali lancung ke ujian, selama hidup orang tak percaya”,
karena itu, wajadah kalau ketidakbenaran dapat berakibat kegelisahan,
ketidakpastian, dan kedukaan.
Dalam agama
Budha ada ajaran yang dinamakan “jalan utama
delapan ruang”. Yang isinya, agar setiap pemeluknya memiliki
pandangan yang benar, perbuatan yang benar, mata percaharian
yang benar, permatian yang benar, dan
konsentrasi yang benar.
Tujuan ajaran itu
agar pemeluknya tidak mengalami duka, kegelisahan,dan
ketidakpastian.
Ajaran kebenaran itu juga kita
temui dalam agama-agama lain.
Jelaslah bagi kita, bahwa kebenaran atau benar
merupakan kunci kebahagiaan manusia. Itulah
sebabnya manusia selalu berusaha mencari mempertahankan,
mernperjuangkan kebenaran. Dr.Yuyun Suriasumantri dalam
bukunya “filsafat IImu, sebuah pengantar Populer ada
tiga teori kebenaran sebagai berikut :
a. Teori
koherensi atau konsistensi
Yaitu suatu pemyataan
dianggap benar bila pemyataan itu bersifat koherensi atau konsisten
dengan pemyataan-pemyataan sebelumnya yang
dianggap benar.
Contoh : setiap manusia akan
mati. Paul Manusia. Paul akan mati
b. Teori
korespondensi
Suatu teori
yang menjalankan bahwa suatu pemyataan benar
bila materi pengetahuan yang dikandung pemyataan itu
berkorenponden(berhubungan) dengan obyek yang dituju oleh pernyataan
tersebut.
Contoh : Jakarta itu ibukota
republik Indonesia
c. Teori
pragrnatis
Kebenaran suatu
pemyataan diukur dengan kriteria apakah pemyataan
tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.
Dalam
berbagai jenis kebenaran tersebut yang selalu
diusahakan dan dijaga ialah kebenaran dalam bertindak,
berbuat, berucap, berupaya, dan berpendapat, Sebab ketidakbenaran dalam hal-hal itu akan langsung mencemarkan
atau menjatuhkan nama baiknya, sehingga orang tidak
mempercayainya lagi.
E.
BERBAGAI KEPERCAYAAN DAN USAHA
MENINGKATKANNYA
Dasar kepercayaan
adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu
dapat dibedakan atas :
1. Kepercayaan
pada diri sendiri
Kepercayaan pada
diri sendiri itu ditanarnkan setiap pribadi manusia. Percaya pada diri
sendiri pada hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa, Percaya pada diri
sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu
mengerjakan yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
2. Kepercayaan
kepada orang lain
Percaya kepada orang
lain itu dapat berupa percaya kepada saudara, orang tua, guru, atau siapa saja.
Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya terhadap kata hatinya,
perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan
yang berbunyi orang itu dipercaya karena ucapannya. Misalnya, orang yang
berjanji sesuatu harus dipenuhi, meskipun janji itu tidak terdengar orang lain,
apalagi membuat janji kepada orang lain.
3. Kepercayaan
kepada pemerintah
Berdasarkan
pandanganteokratis menurut etika, filsafat tingkah laku
karya Prof.Ir.Poedjawiyatna, negara itu berasal dari Tuhan. Tuhan langsung
memerintah dan memimpin bangsa manusia, atau setidak-tidaknya Tuhanlah pemilik
kedaulatan sejati, Karena semua adalah ciptaan Tuhan. Semua mengemban
kewibawaan, terutama pengemban tertinggi, yaitu raja, langsung dikaruniai
kewibawaan oleh Tuhan, sebab langsung dipilih oleh Tuhan pula (kerajaan).
Pandangan demokratis
mengatakanbahwa kedaulatan adalah dari rakyat, (kewibawaan pun milik rakyat.
Rakyat adalah negara, rakyat itu menjelma pada negara. Satu-satunya realitas
adalah negara). Manusia sebagai seorang (individu) tak berarti. Orang.
mempunyai arti hanya dalam masyarakat, negara. Hanya negara sebagai
keutuhan (totalitas) yang ada, kedaulatan mutlak pada negara, negara demikian
itu disebut negara totaliter. satu-satunya yang mempunyai hak ialah negara;
manusia perorangan tidak mempunyai hak, ia hanya mempunyai kewajiban (negara
diktator)
Jelaslah bagi kita,
baik teori atau pandangan teokratis ataupun demokratis negara atau pemerintah
itu benar, karena Tuhan adalah sumber kebenaran. Karcna itu wajarlah kalau
manusia sebagai warga negara percaya kepada negara/pemerintah.
4. Kepercayaan
kepada Tuhan
Kepercayaan kepada
Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan manusia itu bukan
dengan sendirinya, tctapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan berarti keyakinan
dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaanitu amat penting, karena merupakan
tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dcngan Tuhannya. Bagaimana
Tuhan dapat menolong umatnya, apabila umat itu tidak mcmpunyai kepercayaan
kcpada Tuhannya, sebab tidak ada tali penghubung yang mengalirkan daya
kekuatannya. Oleh karcna itu jika manusia berusaha agar mendapat
pertolongan dari padanya, manusia harus percaya kcpada Tuhan, sebab Tuhanlah
yang selalu menyertai manusia. Kepercayaan atau pengakuan akan adanya zat yang
maha tinggi yang menciptakan alam semesta seisinya merupakan konsekoensinya
tiap-tiap umat beragama dalam melakukan pemujaan kcpada zat tersebut.
Berbagai usaha
dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya.
Usaha itu bergantung kepada pribadi
kondisi, situasi, dan lingkungan. Usaha itu antara lain :
a) meningkatkan ketaqwaan
kita dengan jalan meningkatkan ibadah
b) meningkatkan pengabdian
kita kepada masyarakat
c)
meningkatkan kecintaan kita kepada
sesama manusia dengan jalan suka menolong.
dermawan, dan sebagainya
d) mengurangi
nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan
e) menekan perasaan
negatif seperti iri, dengki, fitnah, dan sebagainya.
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Harapan merupan suatu kondisi dimana seseorang akan melakukan
apapun untuk mencapai tujuan semaksimal mungkin. Setiap individu menpunyai
harapannya masing-masing terhadap kelangsungan hidup mereka.
Usaha yang dilakukan untuk mencapai suatu harapan sangatlah
beragam, misalnya : bekerja keras, memohon dan berdoa kepada Yang Maha Kuasa.
Ada berbagai macam harapan yang ada, namun tidak semua
harapan dapat tercapai dengan mudah. Butuh kerja keras untuk menyapai harapan
tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Muchji Achmad dan Nugroho
Widyo.1996 Ilmu Budaya Dasar. Seri Diktat Kuliah Universitas Gunadarma. depok
Tidak ada komentar:
Posting Komentar